Timer Lampu Teras & Carport

Setelah 16 bulanan menggunakan fitting lampu sensor cahaya di carport, aku memutuskan untuk menggantinya dengan timer. Sebenarnya fitting lampu sensor cahaya masih berfungsi dengan baik. Aku menggantinya dengan timer karena tidak adanya kepastian waktu menyala & matinya lampu jika menggunakan fitting lampu sensor cahaya. Seringkali lampu masih atau sudah menyala walaupun lingkungan cukup cerah tanpa bantuan lampu. Selain di carport aku akhirnya juga memasang timer untuk lampu teras/depan rumah.

Timer bekerja berdasarkan jam & program yang diatur oleh pengguna. Misalkan aku menginginkan lampu menyala pada jam 18.00 dan lampu mati pada jam 05.25, maka timer akan bisa melakukannya dengan cara aku memprogram timer sesuai dengan yang aku inginkan di atas. Secara umum ada 2 jenis timer yang bisa dijumpai di berbagai toko listrik, yaitu :w

1. Timer model stop kontak
Timer ini sangat mudah dijumpai di toko-toko listrik dengan berbagai macam merek. Sangat mudah digunakan & diinstalasi karena merupakan gabungan steker & stopkontak, sehingga penggunaannya hanya dengan dicolokkan ke stopkontak di rumah dan steker lampu yang akan diatur menyala-matinya dicolokkan ke stopkontak timer. Lalu diprogram waktu kapan menyala & matinya lampu sesuai petunjuk yang ada di paket pembelian.

2. Timer model MCB
Timer ini disebut model MCB karena timer ini memiliki ukuran sebesar 2-3 MCB. Timer ini sangat pas untuk dipasang di kotak MCB, sehingga seharusnya pemasangannya ketika renovasi atau membangun rumah karena perlu melubangi tembok. Namun jika rumah belum perlu renovasi & tidak mau repot merusak tembok, untuk memasangnya bisa ditempel di tembok seperti yang aku lakukan. Timer ini masih agak sulit ditemui di toko-toko listrik, tetapi sangat mudah dijumpai di berbagai toko online. Aplikasi timer ini agak berbeda dengan timer model stopkontak. Timer ini biasanya dipasangkan dengan saklar lampu yang sudah diinstalasi sebelumnya. Secara sederhana instalasi timer ini adalah menghubungkan input dengan aliran PLN di rumah (aku menghubungkannya ke stopkontak) & menghubungkan outputnya ke titik fase/line dari saklar seperti gambar di bawah. Pengaturan waktu kapan menyala & matinya lampu bisa dilihat pada petunjuk yang ada di paket pembelian.

Kedua model di atas memiliki versi analog & digital, dengan kelebihannya masing-masing. Walaupun lebih mahal dibanding versi analog, aku memilih versi digital karena

  1. Pengaturan/pemrograman timernya bisa setiap menit dibanding versi analog yang setiap 15 menit
  2. Dilengkapi dengan cadangan power, sehingga ketika listrik PLN padam jam pada timer tetap berjalan tanpa perlu pengaturan ulang

Dengan menggunakan timer, aku tidak perlu lagi pencet-pencet saklar setiap pagi & petang di 2 titik karena lampu di 2 titik tersebut (teras & carport) akan menyala & mati secara otomatis sesuai jam yang telah diprogram sebelumnya. Lampu yang bisa menyala otomatis seperti ini sangat membantu ketika rumah ditinggal bepergian hingga malam hari ataupun ditinggal liburan beberapa hari, sehingga keamanan rumah bisa lebih terjaga karena rumah tidak dianggap kosong tanpa penghuni.

Semoga bermanfaat.

Leave a comment