Setelah beberapa lama berhidroponik, mulailah aku menambah lubang tanam yang semula hanya 64 menjadi 128 lubang. Dari semula sistem air statis (rakit apung) menjadi sistem DFT (Deep Flow Technique). Namun, aku merasa hasilnya belum maksimal seperti kebun-kebun hidroponik baik yang aku lihat online di youtube maupun yang aku lihat langsung di seputaran Jogja.
Qodarullah, pas ngubek-ubek dunia maya aku membaca iklan Pelatihan Hidroponik Skala Industri yang diadakan hidroponikpedia pada 24 – 25 November 2018. Sempat bimbang, akhirnya aku memutuskan mengikuti pelatihan tersebut sebagai pendaftar terakhir. Sengaja aku mengikuti pelatihan ini, karena mulai muncul keinginan untuk menjadikan hidroponik sebagai usaha yang produktif. Di pelatihan ini dijelaskan seluk beluk hidroponik sebagai industri mulai dari perencanaan hingga pemasaran. Di akhir pelatihan peserta diajak mengunjungi 2 kebun hidroponik di area Jogja dengan luas yang sangat berbeda. Satu kebun dengan luas hanya 6 x 9 m² dan satu kebun lainnya dengan luas sekitar 500 m².
Dari pelatihan ini, aku baru paham bahwa ada 2 tehnik berhidroponik yang diaplikasikan di kebun-kebun hidroponik skala industri, yaitu
- Sistem NFT (Nutrient Film Technique). Dengan sistem ini air nutrisi dialirkan secara tipis di setiap gully hidroponik dan menjangkau akar setiap tanaman. Aliran tipis ini memungkinkan membawa oksigen terlarut (DO) yang ideal bagi tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh berkembang secara optimal.
- Modul remaja. Modul ini digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi sebuah kebun. Modul ini dibuat tetap dengan sistem NFT, namun dengan jarak lubang tanam 8 – 10 cm yang lebih pendek dari lubang tanam modul dewasa/produksi yang biasanya 15 – 25 cm. Modul ini dipakai diantara modul semai & modul dewasa. Dengan modul ini sebuah kebun bisa menghemat lahan untuk kapasitas produksi yang sama dan “memperpendek” usia tanam, walaupun secara total usia tanaman tetap sama seperti ketika tanpa modul remaja.
Modul remaja dengan sistem NFT
Dua teknik di atas kemudian aku coba aplikasikan di rumah dengan memanfaatkan lahan rumah bagian atas yang sebelumnya berfungsi sebagai area jemuran. Aku membuat modul remaja menggunakan gully trapesium buatan Indonesia yang diproduksi di Surabaya. Dengan lahan terbatas aku membuat 6 lonjor masing-masing panjang 2 meter dengan jarak antar lubang tanam 10 cm sehingga diperoleh 20 lubang tanam per lonjor. Total di modul remaja aku memiliki 120 lubang tanam, lebih sedikit (seharusnya minimal sama atau lebih banyak) dari modul dewasa dengan 128 lubang tanam. Dan sebagai rak modul remaja aku tetap menggunakan pralon 1″ seperti di modul semai. Sebagai modul dewasa aku gunakan instalasi sebelumnya yang sudah dibuat memakai sistem DFT dengan memodifikasinya sebagai sistem NFT dengan membuat miring masing-masing paralon agar air tidak menggenang. Walaupun ini belum sepenuhnya bersistem NFT karena pipa aliran nutrisi berukuran lebih kecil dibanding paralon utama sehigga akan ada air yang menggenang di setiap ujung paralon utama.
Dengan adanya modul remaja bersistem NFT ini, aku mencobanya dengan siklus 2 minggu di modul semai, 2 minggu di modul remaja & 2 minggu di modul dewasa. Alhamdulillaah hasilnya di luar dugaan. Tanaman pakcoy yang aku tanam dengan siklus ini tumbuh berkembang sangat subur. Bahkan ketika di meja remaja sudah terlihat besar-besar sekali seperti tanaman yang layak panen padahal baru akan dipindah tanam ke modul dewasa. Dan ketika sudah siap panen, hasilnya semakin besar & sehat. Kemudian aku mencoba tanam kangkung dengan modul remaja sebagai tempat semai hingga dewasa. Hal ini mengingat kangkung tidak memerlukan jarak lubang tanam yang lebar karena sifatnya yang tumbuh ke atas. Lagi-lagi hasilnya sangat bagus dibandingkan ketika menggunakan sistem apung atau DFT.
Sistem NFT sementara ini terbukti merupakan sistem terbaik untuk digunakan di kebun hidroponik yang bertujuan sebagai kebun produktif & menghasilkan keuntungan. Aku pun berencana mengubah sistem DFT yang dipakai di modul dewasa ke sistem NFT sepenuhnya. Tunggu update berikutnya.
Semoga bermanfaat.
masroffie 